kehidupan dengan hutang di dalamnya itu kehidupan yang nggak menentramkan, kecuali kita mempunyai hitung-hitungan yang tepat.

Berhutang itu nggak salah. Sama sekali enggak. Karena Rasulullah saw pun berhutang ke Khadijah sewaktu menjalankan bisnisnya. “Serius mas Rasulullah saw berhutang mas?” Ambil barang dari Ibunda Siti Khadijah, lalu beliau bawa untuk di dagangkan. Setelah itu baru beliau bayar ke ibunda Siti Khadijah sesuai dengan barang yang terjual apa namanya? Hutang!

Jadi, hutang itu nggak salah dan nggak masalah. Yang masalah itu adalah kita sebagai pengelola hutangnya.

  • Sudah tahu beli barang konsumtif, pakainya uang orang.
  • Sudah tahu hutang itu bakal memberatkan, tetap saja pinjam uang ke orang lain. Ini yang menjadikan hidup kita keblangsat nggak karuan.

Nah, gimana kalau memang kondisinya sudah terlanjur banyak hutang dan nggak bisa dibayar. “Hutang udah segunung mas.. hiks.. hiks…” jalannya Cuma ada dua cara. DIBAYAR CASH atau DITRANSFER ke rekening yang pinjami hutang ke kita. Hehehe.

Sabar… sabar… lanjutin saja bacanya ya. Insyaa Allah ada jalan keluar. Lanjut bacanya jangan tidur!

A. Bicara dengannya

Coba Anda renungkan ini:

  • Allah yang menjadikan tertawa dan menangis.
  • Allah yang menjadikan kematian dan kehidupan.
  • Allah yang menjadikan laki-laki dan perempuan.
  • Allah yang menjadikan kekayaan dan……?

Bukan! Kekayaan pasangannya bukan dengan kemiskinan. Tapi kekayaan berpasangan dengan KECUKUPAN.

Ini ayatnya:

“Dan sesungguhnya kepada Tuhamulah kesudahannya (segala sesuatu), dan sesungguhnya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis, dan sesungguhnya Dialah yang mematikan dan menghidupkan, dan sesungguhnya Dialah yang menciptakan pasangan laki-laki dan perempuan, dari mani, apabila dipancarkan, dan sesungguhnya Dialah yang menetapkan penciptaan yang lain (kebangkitan setelah mati), dan sesungguhnya Dialah yang memberikan kekayaan dan KECUKUPAN”. (QS. An Najm 42-48)

Jadi ketika kita dirundung masalah hutang, kefakiran, kegelisahan akibat dari hutang, sesungguhnya masalah itu diakibatkan oleh diri kita sendiri yang terlalu ambisius, terlalu mengikuti keinginan yang besar namun tidak diimbangi dengan keimanan yang kuat. Jadinya ya seperti itu.

Lalu bagaimana caranya agar kita bisa menyelesaikan masalah ini? nggak ada kata lain selain secepatnya melunasinya. Gimana kalau hutangnya besar mas?” hutang satu dua juta mungkin masih bisa dibayar cepat. Namun, bagaimana dengan hutang yang miliaran seperti saya ini mas?” memang secara teknis akan sangat sulit membayar hutang yang jumlahnya miliaran rupiah. Yang ada malah debt collector mengejar-ngejar kita. setiap tanggal tertentu rasanya ingin kabur saja dari rumah agar tidak bertemu dengan penagih hutang. Kalau sudah seperti itu maka jalan satu-satunya menunggu keajaiban dari-Nya. “Memang bisa mas?” Nggak ada yang nggak mungkin bagi Allah swt. Hal-hal seperti itu bagi Allah swt mudah saja membalikan keadaan.

  • Adukan ke Allah swt tentang permasalahan kita.
  • Pasrahkan diri kepada-Nya karena Allah swt lah yang membolak balikan hati.
  • Allah swt sumber segala pertolongan, maka memohonlah pada-Nya.

Mudah bagi Allah swt untuk melunasi hutang miliaran rupiah. Hanya saja sering kali manusia sombong dan angkuh merasa dirinya bisa menyelesaikan semuanya tanpa pertolongan Allah. Coba perhatikan cerita yang saya ambil dari situs http://blog.ugm.ac.id:

Seorang pria bernama Mukhlis tengah mendekam di Lapas Sukamiskin, Bandung. Bisnis yang begitu menggiurkan sesaat membuatnya terjerembab hutang hingga lebih dari Rp 2 milyar. Ia tak sanggup bayar dan perusahaan kreditur pun memperkarakannya hingga ia dipenjara.

Hari itu adalah Ahad, sudah dua pekan lebih Mukhlis berada di dalam sel sempit di balik jeruji. Ia merasa sedih dan kesepian. Kebebasan yang biasa ia hirup sebelumnya kini hanya tinggal kenangan. Jangankan untuk bersenang-senang dengan rekan dan sahabat, untuk berkumpul dengan keluarga tercinta saja sudah tidak lagi bisa. Mukhlis merasa sedih, dan ia berjanji tidak ingin lagi hidup seperti ini. Berkali-kali dengan mulutnya ia gumamkan doa kepada Allah Sang Maha Penolong dari balik jeruji agar ia dapat menyelesaikan perkara dan segera bebas dari penjara dan kembali ke rumah untuk berkumpul bersama keluarga.

Dalam kesedihan yang Mukhlis alami, tiba-tiba seperti ijabah doa yang datang dari Allah Swt maka Mukhlis dapati ustadz Iman sedang berkeliling dari satu sel ke sel lainnya. Ustadz Iman adalah pembimbing rohani Islam para tahanan yang kerap memberikan pelajaran mental bagi setiap tahanan yang ada di Lapas Sukamiskin. Sepekan dua kali biasanya ustadz Iman datang ke lapas. Demi melihat datangnya ustadz Iman maka Mukhlis pun memanggil beliau dari balik jeruji.

Terjadilah obrolan antara Mukhlis dan ustadz Iman. Banyak nasehat yang disampaikan sang ustadz kepada Mukhlis, termasuk salah satu nasehatnya adalah agar Mukhlis rajin bersedekah.

Ustadz Iman menyampaikan bahwa sedekah itu menjadi salah satu cara yang membuat datangnya pertolongan Allah Swt.

Mukhlis meresapi nasehat itu, maka sejurus kemudian ia bangkit untuk mengambil sesuatu. Ia buka tas dan dari dalam tas tersebut ia ambil uang sejumlah Rp 1 juta dan ia berikan kepada sang ustadz. “Ustadz…, mohon salurkan uang ini sebagai sedekah saya. Terserah ustadz mau berikan kepada siapa… saya berharap dengan sedekah ini saya akan mendapat pertolongan Allah seperti yang ustadz sampaikan kepada saya!”

Sang Ustadz menerima sedekah Mukhlis. Beliau berjanji untuk menyalurkan sedekah tersebut selekas mungkin. Tak lupa sang Ustadz mendoakan Mukhlis agar segala masalah yang ia hadapi diberi kemudahan oleh Allah Swt. Sejurus kemudian ustadz Iman pun berlalu meninggalkan Mukhlis.

Ustadz Iman kembali ke kampungnya. Sebelum beliau tiba di rumah beliau menyempatkan untuk mampir di sebuah warung kecil. Beliau membeli sesuatu di sana. Teringat akan titipan sedekah Mukhlis, maka ustadz Iman pun berbincang dengan pemilik warung.

“Bu, punten, apakah di warung ini ada orang-orang miskin yang punya hutang dan belum bisa terlunaskan?!” tanya ustadz Iman kepada ibu pemilik warung. “Ada ustadz! ada beberapa orang susah yang punya hutang di warung saya.” jawab ibu pemilik warung. “Berapa orang bu kira-kira jumlah mereka dan besaran hutangnya?!” kejar ustadz Iman lagi.

Maka ibu pemilik warung pun menceritakan bahwa ada sejumlah orang miskin yang berhutang di warungnya, dan itu membuat usahanya sulit berkembang sebab modal yang ia putar tertahan oleh hutang-hutang mereka.

Sang ibu pemilik warung menyebutkan sejumlah nama, namun setelah dihitung semua orang itu memiliki jumlah hutang Rp 1,8 juta. Sang ibu mengutarakan; biasanya mereka berhutang keperluan sehari-hari seperti sembako, namun rupanya mereka selalu tidak mampu membayar hutangnya sementara sang ibu tidak tega kalau mendengar mereka mengiba, maka ia pun memberikan izin kepada mereka untuk berhutang di warungnya.

Usai mendapat penjelasan dari ibu pemilik warung maka ustadz Iman menjelaskan bahwa ia memiliki titipan sedekah sebesar 1 juta rupiah. Beliau meminta kepada ibu pemilik warung untuk menghitung siapa saja kiranya yang bisa ditolong agar terbebas dari hutang.

Sang ibu pemilik warung amat senang mendengarnya. Maka ia memberikan data orang-orang susah yang kerap berhutang di warungnya. Setelah dihitung maka ada 7 nama di antara mereka yang bisa dilunaskan hutangnya dengan uang sedekah 1 juta rupiah tersebut.

Dengan baca basmalah ustadz Iman menyerahkan uang sedekah Mukhlis kepada ibu pemilik warung. Sang ibu berucap syukur dan ia mengangkatkan tangan seraya berdoa kepada Allah Swt atas anugerah-Nya yang telah menggerakan hati Mukhlis, orang yang tidak dikenalnya, untuk mau melunasi hutang-hutang orang susah yang ada di warungnya.

Ibu pemilik warung berjanji kepada ustadz Iman untuk memberitahukan kepada 7 nama tadi kabar gembira ini. Maka saat kesemua nama tadi mendapatkan kabar tersebut maka mereka pun bersyukur kepada Allah Swt dan mendoakan Mukhlis dengan penuh kesungguhan.


Ina, istri Mukhlis datang berkunjung ke lapas pada hari Kamis. Ada gurat kegembiraan pada wajahnya. Saat Mukhlis datang di ruang besuk, maka Ina bangkit dari duduknya dan ia tak kuasa menahan tangis. Mukhlis kaget melihat istri tercintanya menangis. Mukhlis menanyakan apa gerangan namun Ina tidak mampu menjawab apa-apa. Tubuhnya bergetar dan terlihat banyak air mata yang mengalir di pipinya. Ina mengeluarkan secarik surat berwarna putih dari tasnya. Surat itu ia serahkan kepada Mukhlis dan langsung surat itu dibaca.

Tidak banyak kata dan kalimat tertulis dalam surat itu. Namun demi membaca surat tersebut, maka Mukhlis pun tertunduk dan mulai meneteskan air mata haru. “Allahu akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar! Alhamdulillah ya Rabb. sungguh Engkau Maha Penolong dan Maha Pemurah. Engkau tolong hamba-Mu yang lemah ini untuk keluar dari masalah” pekik Mukhlis dalam doa.

Dalam surat tertanggal hari Selasa dua hari yang lalu tertulis bahwa perusahaan tempat Mukhlis berhutang menyatakan bahwa hutangnya SEBESAR 1 MILYAR RUPIAH TELAH DIHAPUSKAN! Mukhlis dan Ina saling berpegangan tangan. Mereka sungguh bahagia mendengar berita gembira ini. Berita ini sungguh membuat beban hutang Mukhlis bertambah ringan. Maka usai bertemu dan bertukar kabar, beberapa saat kemudian Ina pun berpamitan untuk pulang ke rumah.


Keesokannya adalah hari Jumat. Seluruh penghuni lapas bersiap untuk melaksanakan shalat Jum’at. Saat menanti datangnya waktu Jum’at tiba Mukhlis mengisinya dengan dzikir dan i’tikaf. Begitu adzan Zuhur dikumandangkan maka naiklah sang khatib yang tiada lain adalah ustadz

Iman. Saat menyimak khutbah Jum’at yang disampaikan ustadz Iman maka air mata Mukhlis kembali menetes deras. Mukhlis mengingat perjumpaannya dengan ustadz Iman pada hari Ahad lalu dan ia teringat sedekah satu juta rupiah yang ia titipkan kepada beliau. Sungguh sedekah itu telah dibayar Allah Swt hanya dalam tempo 2 hari menjadi 1000 kali lipat.

Saat shalat Jum’at usai, maka Mukhlis mendatangi ustadz Iman. Ia menyampaikan ucapan terima kasih yang berulang-ulang atas bantuan ustadz Iman menyalurkan sedekahnya. Ustadz Iman pun kembali mengucapkan terima kasih. Beliau sampaikan bahwa pemilik warung dan 7 orang yang berhutang juga turut berterima kasih kepada Mukhlis dan mendoakan.

Mendengarkan penuturan ustadz Iman kembali air mata haru mengalir deras di pipi Mukhlis. Sambil terisak Mukhlis berkata kepada ustadz Iman, “Ustadz…, janji Allah Swt yang ustadz sebutkan bagi orang yang bersedekah sungguh kini telah saya rasakan. Sedekah saya kemarin dalam dua hari sungguh telah Allah bayarkan kepada saya sebesar 1000 kali lipat!”

Mukhlis pun merangkul erat tubuh ustadz Iman. Kedua manusia itu tak henti-hentinya berucap hamdalah dan bersyukur kepada Allah Swt. Ada kebahagiaan yang tiada terperi di hati kedua manusia itu. Keduanya menjadi saksi atas janji Allah, bahwa masalah yang dihadapi bisa mudah diatasi asalkan kita saling menolong terhadap sesama.

Rasulullah Saw bersabda, “Allah Swt senantiasa menolong seorang hamba, selagi sang hamba kerap menolong saudaranya.” HR.Muslim dari Abu Hurairah.

Lihat, betapa Allah swt Maha Pemurah. Dengan kemurahan-Nya Allah swt bisa menyelesaikan hutang 2 miliar hanya dalam dua hari saja. Betapa kita terlalu sombong ingin menyelesaikan permasalahan hutang ini sendiri bukan? Padahal manusia itu sejatinya lemah, selemah daun kering yang terinjak oleh binatang. Oleh karena itu pasrahkan saja kepada-Nya perihal hidup kita. Hidup pasrah bikin berkah. Keberkahan bikin kecerahan dalam kehidupan kita. jangan dibalik!

Sampaikan keinginan anda

Coba sekali lagi Anda perhatikan dan ingat-ingat pada cerita di atas. Apa yang dilakukan pak Mukhlis agar hutangnya bisa lunas? Yup:

  • Bertanya ke ustadz tentang permasalahan yang ia hadapi
  • Bersedekah
  • Doa kepada Allah, bicara kepada-Nya

Bicara ke manusia itu sering kali banyak mengecewakan. Apalagi ke teman yang sama-sama punya hutang. Bisa-bisa sama-sama mengeluh dan nggak ada jalan keluar sama sekali.

  • Kita suka bicara ke orang, tapi lupa bicara ke Allah
  • Kita menganggap orang lain mampu menolong, tapi kita lupa bahwa kunci penyelesaian masalah hanya ada pada-Nya
  • Kita suka mengeluh ke orang lain, tapi kita lupa bahwa Allah swt adalah tempat mengeluh yang paling baik
  • Kita sering kali meminta doa kepada orang lain tentang permasalahan yang meminta, tapi kita lupa bahwa doa yang paling terbaik adalah dari diri kita kepada-Nya langsung.

Lupa, sering kali manusia lupa tentang dirinya sendiri, tentang kehidupan yang sedang ia jalani. Padahal semuanya berada di kendali Allah swt. Jadi ngapain banyak mengeluh ke orang lain sementara mereka sendiri tidak mampu mengatur kehidupannya sendiri. Ngeluh saja ke Allah swt, karena Dia lah yang menggerakan seluruh alam semesta ini dengan sangat teratur.

Saya tidak sedang menyalahkan seseorang yang bercerita ke orang lain perihal permasalahannya. Bisa jadi orang lain juga memang mempunyai solusi. Pak Mukhlis di atas menemukan solusi dari ustadz Iman. Tapi carilah orang yang tepat untuk menyelesaiakan permasalah kita. ingat, orang yang tepat, bukan sembarang orang. Sambil kita terus berusaha untuk berdoa kepada Allah swt agar dibukakan jalan keluar yang terbaik.

Percayalah Allah ingin hutang kita lunas

Allah swt itu nggak mau membebani kita dengan hutang. Maka Allah swt mengatur seluruh permasalahan hutang ini dengan sangat jelas. Saking nggak maunya manusia bermasalah dengan hutang, bahkan seorang yang siap-siap masuk surga pun harus tertahan sebelum hutang itu lunas.

Maka, ketika kita bermasalah dengan hutang, nggak ada cara lain selain menyelesaikan hutang kita. Allah swt inginkan ini. bukti lainnya, Allah swt menurunkan doa-doa yang diajarkan nabi Muhammad saw agar setiap seorang muslim selekasnya menyelesaikan hutangnya. Salah satu doa yang sangat bagus yang diajarkan nabi Muhammad saw yang beliau ambil dari ayat Al-Quran:

Quli allaahumma maalika almulki tu’tii al mulka man tasyaau watanzi’u almulka mimman tasyaau watu’izzu man tasyaau watudzillu man tasyaau biyadika alkhayru innaka ‘alaa kulli syay-in qadiirun.

Tuuliju allayla fii alnnahaari watuuliju alnnahaara fii allayli watukhriju alhayya mina almayyiti watukhriju almayyita mina alhayyi watarzuqu man tasyaau bighayri hisaabin. (Qs. Ali Imran: 26-27)

“Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan.

Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu” “Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)”

Buat yang non muslim, saya yakin dalam agama Anda juga ada doa-doa bagaimana agar bisa melunasi hutang Anda. Intinya adalah mendekatlah pada-Nya. Jangan pernah menjauh karena itu berarti sebuah kesombongan. Camkan!

Tergoda lagi?

Banyak orang yang baru sadar bahwa hutang yang mereka lakukan itu adalah sesuatu yang buruk ketika ia tidak tahu darimana hutang itu akan dibayar. Sudah banyak buku yang dibaca tentang penyelesaian hutang, namun tetap saja keukeuh mau ngutang dengan alasan jika nggak berhutang gimana bisnis mau jalan? Bapak ibu yang saya hormati. Godaan itu pasti akan selalu hadir dalam kehidupan kita.

  • Ketika kita mulai serius mau melunasi hutang, tiba-tiba ada orang yang mau berinvestasi ke kita.
  • Ketika kita membaca buku- buku teknik melunasi hutang, dihadirkan juga bagaimana menyiasati kartu kredit untuk kemajuan bisnis kita.
  • Ketika kita sudah perlahan membayar hutang kita, ketika itu pula ada orang yang menyodorkan uang dengan sukarela dan meminta untuk dikelola.

Weleh, kalau sudah ngikutin hawa nafsu, ya langsung embat saja ya. Ibaratnya buaya kelaparan dikasih daging segar. HATI-HATI WOI! Semakin Anda tergoda untuk hal-hal semacam itu semakin jurang besar di depan kita semakin menganga dan siap membunuh kita kapanpun dia mau.

Coba lihat Indonesia sekarang ini. hutang Indonesia ke IMF sudah melebihi ambang kewajaran. Coba Anda perhatikan berita tahun 2014 ini:

Kebayangkan, setiap bayi yang lahir di tahun 2014 sudah dikenai hutang sekitar 12 juta rupiah. Negara itu seperti bisnis. Pengelolaan negara denang sistem keuangan yang salah akan mengakibatkan penumpukan hutang yang sangat besar. Pada akhirnya bayar hutang dengan hutang. Tapi nggak usah jauh-jauh mikirin negara lah ya. Karena kita bagian dari negara ini, yah, kita selesaikan saja masalah kita.

Sedikit demi sedikit jika setiap orang berpikir tentang bagaimana cara menyelesaikan permasalah hutang ini dan tarap kehidupan meningkat, negara juga bakal terbantu. Sama dalam kehidupan kita, ketika hutang sudah menggunung dan tidak mempunyai pendapatan yang menucukupi untuk membayar hutang tersebut, sering kali kita melakukan kesalahan dengan meminjam hutang untuk membayar hutang sebelumnya. Ini namanya lingkaran setan yang tidak akan pernah akan selesai sampai kapanpun.

Sekeras apapun kerja Anda, jika keadaan tidak diubah, maka seperti sedang bekerja untuk kemudian membuang hasilnya langsung ke tong sampah. Dapat duit 5 juta, untuk menutupi hutang. Dapat duit lebih besar lagi, untuk menutupi hutang. Sementara kehidupan Anda masih saja tetap seperti itu. Ya, apalagi kalau kerja Anda sedang diperas untuk kemudian di buang ke tong sampah. Ngeri!

“Itu kan hal yang wajar mas?” Wajar gundulmu! Memang enak nyari uang seumur hidup hanya untuk membayar cicilan-cicilan hutang?! Nggak enak! Anda seperti sapi perah. Seumur hidup nyari uang hanya untuk menutupi hutang. Dimana enaknya? Sekali lagi dimana enaknya kalau hutang itu hanya dibayar dari hasil kerja keras kita? prinsip yang harus dipegang adalah:

Hutang hanya boleh di bayar dari pasive income Artinya ada sumber lain yang bisa membayar hutang tersebut tanpa Anda harus bekerja keras memikirkan dari mana membayar hutang tersebut. kalau ingin secepatnya keluar dari lingkaran setan tersebut, maka yang harus dilakukan adalah menganalisis sebesar apa hutang Anda, mana yang bisa dibayar

lebih kecil dan panjang sembari Anda mencari sumber penadapatan lain untuk menutupi satu persatu lubang hutang tersebut. Lengkapnya kita bahas di bab selanjutnya ya.

Baca juga Kenali hutangmu #3 seri bebas hutang

Stop stress

Hidup dengan hutang itu selalu identik dengan stres. Apalagi ketika mendekati tanggal-tanggal tertentu dimana kita harus membayar hutang. Wuiih, rasanya kalau belum pegang uang untuk membayar hutang tersebut dag dig dug duerrr! Untuk kondisi-kondisi seperti ini baiknya sebisa mungkin tenang. Lalu mulailah menemukan posisi keuangan Anda berada dimana. Ini penting untuk langkah selanjutnya. Setelah itu mari kita selesaikan bersama.

Orang yang mempunyai tingkat stres tinggi dalam memikirkan hutang bank dan lainnya, maka kecenderungannya emosional. Emosi ini akan mengakibatkan hanya menghasilkan solusi jalan pintas dalam menyelesaikan hutang. Caranya? Ya pinjam hutang lebih besar untuk membayar hutang sebelumnya. Ini seperti menambah kekusutan benang yang sedang kusut. Parahnya, semakin kusut semakin kencang dan semakin sulit untuk diurai. Ada juga jalan pintas lainnya, bunuh diri! Gila saja kan banyak di berita Cuma gara-gara hutang dua-tiga juta lalu memutuskan untuk bunuh diri. GARA-GARA HUTANG BROO!

Ketika kita bermasalah dengan si hutang ini, langkah pertama adalah tenang saja dulu. Jangan biarkan stres melanda. Ada jalan kok insyaa Allah. Tarik nafas dalam- dalam, hembuskan perlahan dan katakan kepada diri sendiri:

“Apapun kondisinya, apapu permasalahannya, saya mengijinkan diri saya untuk selalu tenang dan menemukan jalan keluar dengan cepat. Hari ini saya mengijinkan diri saya untuk tidak berhutang lagi, dan menyelesaikan bacaan ini lalu mempraktikannya dengan sangat optimal.”

Insyaa Allah masalah ini akan segera selesai. Aamiin.

1 comment
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like

Sadar Woi!! #2 seri bebas hutang

Sadar Woi!! – Hehehe. Judulnya kasar banget ya. Memang sengaja sih supaya…

Kenali hutangmu #3 seri bebas hutang

Siapa yang belum kenalan sama hutang? Hehehe… yang jelas hampir setiap orang…

Menemukan Posisi & Bergeraklah #5 seri bebas hutang

Baiklah, jika pada bab sebelumnya Anda mempelajari cara mengubah mindset tentang hutang,…

Kisah Teman Yang Memulai Bisnisnya #1 seri bebas hutang

Weleh, serius hidup seperti itu bikin langsung ingin resign saja. Tapi kalau…