Siapa yang belum kenalan sama hutang? Hehehe… yang jelas hampir setiap orang pernah terlibat dengan yang namanya hutang. Yah, walaupun kecil dan sedikit.
- Bisa jadi pinjam buku nggak dikembaliin. Ini hutang.
- Pinjam sendal jepit di mesjid, nggak dikembaliin. Ini juga hutang.
- Pinjam uang ke teman, ini juga hutang.
- Pinjam uang untuk bisnis ke bank, ini juga hutang.
- Investor, kalau perjanjiannya mau mengembalikan uang, ini juga hutang. Yah, banyak. Tapi di ebook ini kita nggak bakal ngebahas masalah sendal jepit atau uang jajan yang pinjam ke teman ya. -___- Kita bakal bahas hutang-hutang dalam bisnis, hutang-hutang yang membelit kehidupan. Dan hal-hal yang menyesakan lainnya gara-gara hutang.
Hutang itu mindset
Sidang pembaca yang saya muliakan. Sebenarnya hutang itu terjadi karena diawali dari kondisi finansial kita yang masih belum bisa kita kelola. Orang yang uangnya banyak belum tentu ia disebut sebagai orang kaya jika hutangnya lebih besar dibandingkan dengan aset yang ia punyai.
Tapi orang yang berpenghasilan kecil, bisa jadi ia adalah orang kaya sesungguhnya karena aset yang dia punyai lebih besar dibandingkan dengan hutang yang ia punya. Artinya aman.
Misalnya si A punya penghasilan perbulannya 50juta. Namun, ternyata setelah dihitung-hitung pengeluaran perbulannya bisa mencapai 65juta. Ya, tetap saja ludes!
Tapi jika si B dengan penghasilan yang hanya sekitar 5juta perbulan. Jika pengeluarnya hanya 4 juta per bulan maka ia aman dari masalah keuangan. Ini orang kaya sebenarnya. Setidaknya kaya dengan ketenangan. Hidup indah itu ketika tenang bukan?
Oke, walaupun pasti sudah pada tahu sumber-sumber hutang itu apa saja, ada baiknya saya kembali mengingatkan tentang sumber-sumber uang yang buat kepala senut-senut diakhir.
Baca juga Ardi Gunawan menjadi Pembicara Menghafal Cepat Otak Kanan di Aula At Taqwa Jakarta Selatan
A. Hutang investor
Bapak ibu, semangat berbisnis itu boleh. Tapi hati-hati juga dengan masalah keuangannya. Ingat, mengawali bisnis dengan menggunakan uang orang lain itu kurang bijaksana. Alih-alih akan sukses berbisnis, hutang kita malah semakin numpuk.
Serius! Bukan kami mau menakut-nakuti. Kenapa? karena bisnis yang baru dirintis tingkat kegagalannya sangat tinggi. Artinya, ketika Anda baru memulai berbisnis dan gagal, maka posisi Anda sedang berada minimal dua hal ini:
- Hutang kepada investor
- Kebutuhan hidup sehari-hari untuk keluarga Berat! Ini kita hitung-hitungan realistis. Kami nggak mau ngasih motivasi yang pada akhirnya menjerumuskan Anda ke situasi yang sangat tidak nyaman. Banyak yang pada akhirnya tumbang gara-gara uang investor ini. Situasi semacam ini akan mengubah semua hal. Dari seorang teman (investor) dengan hubungan yang baik, tiba-tiba bermusuhan gara-gara investasinya tidak sesuai dengan harapan. Sudah ada yang merasakan seperti ini? Yang sudah pasti bakal tersenyum kecut. Jadi, sekali lagi, jika Anda ingin serius memulai bisnis, mulailah dari hal yang sederhana. Jangan gengsi. Karena gengsi nggak akan menjadikan keuangan Anda lebih baik, bahkan sebaliknya.
B. Kartu kredit dan Pinjaman bank
Sekarang ini pinjaman bank semakin banyak saja program-programnya, dan sangat memudahkan si peminjam. Bahkan sampai ada pinjaman tanpa agunan. Semuanya serba dipermudah.
Namun, tahu kah Anda ini adalah jebakan yang sangat berbahaya jika tidak bisa memanfaatkannya dengan baik. Dalam kartu kredit, sudah berapa banyak yang akhirnya rumah tempat bernaung harus digadai, bahkan dijual untuk melunasi hutang-hutang dengan bunga berbunga. Berapa banyak yang akhirnya pada ganti dengan KTP aspal, alias asli tapi palsu karena dikejar-kejar debt colector.
Buat konsumtif, penawaran membeli kendaraan bermotor juga sangat menggiurkan. Kredit motor dan mobil dengan DP yang ringan, angsuran ringan, namun dengan rentang waktu yang sangat panjang. Wuih, angsuran panjang, selama itu pulalah kita sedang dikendalikan dengan hutang-hutang tersebut.
Penawaran-penawaran seperti itu semakin membuat kita terbuai dan ingin segera untuk mendapatkannya. Padahal disitu ada jebakan yang akan mengikat Anda selama bertahun-tahun. Ibaratnya dikasih buah dengan dibubuhi racun, mematikan!
Ada trik yang mudah bagaimana agar kita bisa terhindar dari hal-hal yang menggiurkan seperti ini. apa itu? Coba tanyakan ke diri sendiri apakah memang benar-benar membutuhkan hal tersebut? Lalu tunda lah satu hari sebelum memutuskan untuk membeli atau meminjam. Biasanya dengan cara seperti ini Anda akan lebih berpikir rasional dalam memutuskan sesuatu.
Baca juga Sadar Woi!! #2 seri bebas hutang
C. Rentenir
Saya tidak ingin berpanjang lebar untuk masalah rentenir ini. cukup dengan cerita yang disarikan dari sebuah perjalanan dalam menghadapi rentenir. Coba Anda perhatikan cerita salah satu pebisnis dari Yogya ini: Pengusaha asal Yogyakarta, Saptuari menceritakan pengalamannya berhadapan dengan para rentenir alias lintah darat, baru-baru ini. Mereka berpura-pura membantu masyarakat dengan memberi utang, namun bunga yang dipatok mencekik orang yang tidak mampu.
Penggagas gerakan Sedekah Rombongan ini menuturkan kejadian ini pada Mei 2012 di Kota Gudeg. Kala itu, ada seorang pedagang terkena gejala stroke yang membuatnya tidak bisa berjalan apalagi berjualan di pasar. Warga tersebut bernama SM, ibu beranak 6 yang masih kecil-kecil dan suaminya buruh tani serabutan.
Setiap harinya SM ini berjualan di pasar untuk menghidupi anak-anaknya. Ketika sudah di-opname seminggu lebih di salah satu rumah sakit, Saptuari yang datang menengok Ibu SM mendapatkan cerita tentang kondisi keluarganya yang menderita akibat jeratan lintah darat.
Jebakan utang yang dimiliki oleh Ibu SM sudah level akut karena terkena bujuk rayu beberapa rentenir sekaligus. Utang keluarga miskin ini yang awalnya Rp 5 juta jadi belasan juta dengan tempo yang cepat.
Rumah mereka yang berlantai tanah tiap hari disatroni rentenir dengan seribu sumpah serapah, sampai anak-anak mereka yang kecil ketakutan. Sertifikat rumahnya juga sudah disita, tiap bulan Ibu SM harus membayar jutaan rupiah. Padahal untuk makan saja tidak pernah bersisa.
Melihat kondisi miris tersebut, Saptuari akhirnya berkoordinasi dengan beberapa timnya di Sedekah Rombongan. Mereka sepakat untuk menyelesaikan kasus itu. Dana yang tersedia dari para donatur digunakan untuk menuntaskan kasus duafa terdzolimi ini.
Saat hari eksekusi, Saptuari mengajak rekannya bernama Wawan Abduh, salah seorang relawan Sedekah Rombongan Jogja yang badannya besar, mantan sopir truk.
“Wan, kamu bawa ambulans jenazah aja yak. Lumayan ben kethok gagah, nek obah medeni bocah (Lumayan biar terlihat gagah, kalau bergerak biar menakutkan orang),” kata Saptuari mengajak rekannya.
LOKASI PERTAMA: Pasar Sentul Jogja Saptuari bersama timnya menyusuri kios pasar tempat Ibu SM biasa berjualan, ternyata dari daftar yang mereka temukan, Ibu SM memiliki utang ke Bangke (Bank Keliling) dengan bunga mencekik. Saptuari lalu mencari rentenir itu namun tidak ketemu. Seorang ibu berjilbab tetangga kios Ibu SM menyarankan uang dititipkan padanya.
“Kalau enggak dibayar segera nanti nambah terus mas dendanya, saya bayarkan, nanti kalau orangnya muter sedang nagih saya kasihkan uangnya,” ujar tetangga kios Ibu SM tadi. “Urek-urek-urek! Kwitansi kami terima. Lanjut lokasi berikutnya,” kata Saptuari
LOKASI KEDUA: Jalan Pramuka Yogyakarta. Lalu, Saptuari bersama temannya bergegas mencari rumah rentenir itu. Sesampainya di kediaman rentenir tersebut, dia langung membayar utang Ibu SM tanpa bunga dan meminta tak menagih lagi. “Bu, jangan pernah lagi nagih utang ke Bu SM, kalo masih ngeyel nanti urusan dengan kami,” gertak Saptuari.
LOKASI KETIGA: Dusun Maguwo, Selatan Bandara Adisucipto Yogyakarta. Satuari melanjutkan perjalanan ke rumah rentenir beikutnya. Lintah darat ini dandanannya mirip dengan wanita juragan kontrakan di film Kungfu Hustle. Pakai daster, merokok, rambut keriting dipotong mirip lelaki, pakai gelang dan kalung emas yang besar dan wajahnya sinis.
“Ketika kami meminta sertifikat rumah Ibu SM yang ditahan, dia membuka lemari. Masya Allah! Itu lemari isinya ratusan sertifikat tanah dari para korban yang dijeratnya,” ungkap Saptuari. Sertifikat Ibu SM berhasil diambil, dengan sedikit gertakan seperti rentenir pertama. Berikut rincian nota utang Ibu SM yang didapatkan Saptuari dari rentenir tersebut:
- Pinjam: Rp 7.000.000
- Biaya survey: Rp 1.250.000
- Administrasi: Rp 300.000
- Terima uang: Rp 5.450.000
- Bunga: 10% per bulan
“Gimana nggak remuk para pedagang pasar dimana-mana kalau begini. Ada yang cair tanpa agunan, diplorotin tiap hari sampai ke tulang,” ujar Saptuari kaget. LOKASI KE EMPAT: Jalan raya Berbah-Prambanan, Yogyakarta. Lokasi berikutnya, rumah rentenir tersebut berada di pingir pedesaan. Saptuari berhasil menyelesaikan utang-piutang Ibu SM. Anehnya, si rentenir malah meminta bantuan untuk pengobatan cucunya yang sedang sakit parah.
Baca juga Kisah Teman Yang Memulai Bisnisnya #1 seri bebas hutang
“Mas, kalau saya minta bantuan buat cucu saya bisa, jantungnya bocor harus bolak-balik ke rumah sakit. Ini rumah saya juga baru rusak, kemarin pas hujan angin atapnya rontok, gentengnya pada jatuh,” terang si rentenir.
“Njenengan (kamu) cari uang haram kok nggak kapok jadi rentenir? Ya siap-siap saja sama Allah dibuat terus susah hidupnya. Tobatlah Bu, cari rezeki yang berkah saja,” ujar Saptuari menasehati. Ibu renenir terebut langsung terdiam.
Jebakan utang yang dimiliki oleh Ibu SM sudah level akut karena terkena bujuk rayu beberapa rentenir sekaligus.
LOKASI TERKAHIR: dusun di daerah Berbah Sleman Menurut anak Ibu SM, rentenir ini paling garang, kalau datang pasti sampai masuk ke dapur sambil mencaci maki seluruh keluarganya. Ketika rombongan Saptuari datang ke rumahanya, dia ketakutan dan langsung mengeluarkan catatan hutang Ibu SM.
“Mbak, kalau njenengan nggak berhenti jadi rentenir, siap-siap Allah mengazab di dunia, mau sakit parah, kecelakaan, karena dzalim ke sesama? Ya ambulans kami siap kok ngangkut mbak sekarang juga.” “Mbak, kalau njenengan nggak berhenti jadi rentenir, siap-siap Allah mengazab di dunia, mau sakit parah, kecelakaan, karena dzalim ke sesama? Ya ambulans kami siap kok ngangkut mbak sekarang juga,” gertak Saptuari.
Setelah selesi misinya, Saptuari langsung menyerahkan sertifikat tersebut kepada Ibu SM. Dia juga mengajak semua orang untuk memerangi praktik rentenir yang marak di masyarakat. (sumber: VOA Islam)
Nah, begitulah betapa mengerikannya ketika berhubungan dengan rentenir. Jadi, mending sedikit mikir lama dan menunggu waktu yang cukup untuk menjadikan bisnis kita berjalan dibandingkan harus berhubungan dengan rentenir.
Cerita di atas sudah cukup menjelaskan betapa mematikannya rentenir ini bukan?
- Bagi yang sudah terlanjur masuk ke perangkap-perangkap ini, saya hanya ingin mengatakan saatnya TAUBAT!
- Bagi yang belum memasuki perangkap, mending JANGAN! Nggak usah berani-berani masuk deh. Karena sekalinya masuk, Anda sedang berada dilingkaran setan bos! Kalau nggak percaya juga, silahkan saja masuki. Setelah masuk baru deh nyesel. Eh jangan ding! Nggak usah masuk aja sudah. Hehehe.
Baiklah, masih banyak sebenarnya instrumen-instrumen yang akan membelit keuangan dan penghasilan kita. Tapi saya yakin dengan ketiga hal diatas saja sudah membuka pola pikir kita bahwa bagaimana pun hutang adalah sesuatu yang kurang direkomendasikan bagi orang-orang yang baru mau belajar bisnis. Apalagi ngutang buat konsumtif enak sebentar pusingnya puanjaangg!
Penutup di bab ini, saya ingin mengutip kata-kata nabi Muhammad saw: “Barang siapa yang mati sedangkan dia berlepas diri dari tiga hal, yaitu: kesombongan, ghuluul (mencuri harta rampasan perang sebelum dibagikan) dan hutang, maka dia akan masuk surga. (HR At-Tirmidzi) Jadi, mari kita lunasi hutang kita. Optimis bisa!
2 comments